Halaman_Utama

 

 

 

Perkuliahan

 

 

 

Publikasi

 

 

 

Program S3

 

 

 

Penelitian

 

 

 

Pemb.Tesis

 

 

 

Pemb.Skripsi

 

 

 

Links

 

 

 

 

Renungan

 


 

 


 

Antri, 06-9-2006

Antri. Kata sederhana tetapi mencerminkan sikap individu yang tertib dan menghormati hak-hak orang lain. Banyak deretan kata yang dapat disambung dengan kata 'antri' dan menciptakan suasana tertib dan nyaman. Masuk kendaraan umum, bus, kereta api, pesawat terbang, keluar-masuk lift, mengisi BBM di SPBU, ambil uang di Bank/ATM, dan membayar belanjaan di toko sawalayan. Pendek kata, apapun aktivitas manusia dengan kepentingan yang sama (bersamaan) dan dilakukan pada titik waktu dan tempat yang sama maka diperlukan antri. Di lingkungan kita, umumnya budaya antri tercipta pada lingkungan yang relatif well educated, misal: antri check in dan boarding di bandara udara dan ambil uang di Bank/ATM. Tetapi sebaliknya, dilingkungan umum justru seringkali (atau selalu) terjadi budaya serobot. Serobot jalan karena tidak sabar kendaraan di depan berjalan lambat, berebut masuk kendaraan umum, dan serobot antri mengisi BBM di SPBU (terutama kendaraan bermotor roda dua). Nah, dalam keseluruhan aktivitas manusia di sekitar kita dapat diprosentase lebih banyak mana titiik-titik kegiatan  yang sudah tercipta budaya antri atau budaya serobot. Jika masih banyak budaya serobot berarti kita belum well educated? Silahkan bercermin sendiri.

 


 

Berbicara, 30-8-2006

Keahlian apakah yang pertama-tama dilatih sejak manusia dilahirkan? Umumnya orang akan menjawab berjalan atau berbicara. Berbicara adalah suatu aktivitas primitif yang (harus) dimiliki manusia untuk mengekspresikan diri dan kepentingannya. Seorang anak kecil yang kehausan maka akan merengek berbicara minta susu kepada ibunya. Seorang guru menyuruh muridnya mengerjakan PR dengan harapan si murid menguasai materi dengan cara berbicara. Seorang politikus mengkampanyekan ide-idenya dengan harapan dipilih oleh orang banyak dengan berbicara (pidato). Begitu banyak dan mudahnya orang berbicara. Apakah ada makna yang terkandung dalam setiap kata atau perkataan yang dihasilkan dari aktivitas berbicara? Ataukah sekedar bunyi-bunyian yang tanpa makna? Para cerdik pandai berkata: lidahmu lebih tajam daripada pedang paling tajam, dan pepatah mengatakan: mulutmu adalah harimaumu. Jadi? 

 


 

Ketok Pintu, 23-8-2006

Seringkali kita tidak menyadari bahwa hal-hal sepele yang kita lakukan dapat membuat orang lain tidak nyaman, atau bahkan dapat sampai level mengganggu. Contoh sederhana adalah dalam hal bertamu. Jika kita bertamu ke rumah atau kamar teman/saudara/kolega sangatlah tidak etis langsung nyelonong masuk dengan membawa segepok kepentingan kita. Kita tidak menyadari bahwa teman/kolega tsb sangat mungkin sedang mengerjakan sesuatu yang sangat serius dan memerlukan konsentrasi penuh. Tiba-tiba dengan egois kita langsung buka pintu kamarnya, tanpa ketok terlebih dahulu, dan langsung menyodorkan kepentingan kita untuk mendapatkan respon atau bahkan pelayanan. Bagaimana jika hal tsb terjadi pada diri saya atau Anda? Sangat tidak nyaman bukan. Bagaimana jika sebelum nyelonong masuk kamar/rumah orang lain kita lakukan hal berikut:

  1. Ketok pintu terlebih dahulu, meskipun pintu tsb terbuka. Ini memberikan kesempatan pada orang yang akan ditemui untuk mengalihkan perhatian dari kesibukannya dan memberikan perhatiannya kepada kita.

  2. Tunggu sampai orang yang akan ditemui menyadari kedatangan kita (biasanya ditandai dengan menengokkan kepala ke arah tamu, atau menjawab 'ya' atau 'silahkan masuk'

  3. Baru kita masuk dan menyampaikan kepentingan kita.

Bukankan ini hal yang cukup mudah..

 


 

 

                               Biodata                       Album                      Renungan                  Lain-lain                  Halaman Utama

 

Pembaharuan Informasi:

17-04-2009

 

Kontak, Saran, Kritik:

harintaka@ugm.ac.id, harintaka@yahoo.com

www.harintaka.staff.ugm.ac.id